Borobudur Sebagai Sumber Inspirasi Kemanusiaan dan Peradaban
Konferensi Internasional Borobudur ke-3 (3rd Borobudur International Conference) kembali digelar di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (4/5/2018). Sejumlah tokoh agama, lembaga, dan masyarakat umum dari tujuh negara hadir pada kegiatan tahunan ini. Direktur Utama PT TWC, Edi Setijono menuturkan, penyelenggaraan konferensi ini menjadi momentum untuk menyatukan seluruh elemen masyarakat dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, terlebih di tahun politik Indonesia ini. Kerena itu, konferensi tahun ini mengangkat tema “Borobudur as an Inspiration of Humanity and Civilization”. “Kami angkat tema tersebut mengingat tahun ini adalah tahun politik bagi Indonesia, sehingga diharapkan Borobudur bisa menjadi inspirasi untuk mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan di tengah perbedaan-perbedaan yang ada,” jelas Edi dalam sambutannya.
Edi mengemukakan, salah satu elemen dasar kemanusiaan adalah kebaikan. Elemen ini yang menjadikan kokoh seseorang di tengah masyarakat dengan segara perbedaan politik, agama, budaya, dan sosial. “Melalui penyelenggaraan Konferensi Internasional di Borobudur ini, peserta konferensi dan masyarakat dunia diingatkan kembali akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan untuk membangun peradaban demi terciptanya keharmonisan dan kebersamaan,” paparnya. Edi berujar, konferensi ini merupakan kerja sama antara PT TWC, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan &Kebudayaan dan Kementerian BUMN melalui Sinergi BUMN Hadir untuk Negeri. Ini menjadi forum penting, di mana para tokoh budaya dan agama dari berbagai komunitas hadir untuk menyampaikan pandangannya, berdialog tentang Borobudur.
“Borobudur telah menjadi inspirasi untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang beradab demi tercapainya kedamaian, keharmonisan hidup dan kesejahteraan bagi umat manusia di seluruh dunia,” imbuh Edi.
Konferensi ini menghadirkan His Eminence Kyabje Dagri Rinpoche dari Serajey Monastic Univ India; I Made Andi Arsana, Penasehat Keluarga Mahasiswa Hindu UGM Yogyakarta; Yenny Wahid, Director of The Wahid Institute; Hastho Bramantyo tokoh agama Buddha; Budi Subanar, tokoh agama Katholik; H. Syukriyanto tokoh agama Islam serta Diane Butler, Ph.D dari Universitas Udayana, Bali. Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC, Ricky P Siahaan, menambahkan, konferensi international Borobudur memiliki visi menciptakan hubungan antar-agama yang harmonis, untuk mempererat kebersamaan dalam perbedaan (unity in diversity) dan membangun perdamaian dunia.
“Kami ingin menyampaikan pesan-pesan moril yang dapat memberikan pencerahan dan kedamaian, menghasilkan solusi bagi berbagai isu-isu keagamaan dan kebudayaan, serta ruang bagi terwujudnya toleransi umat beragama di Indonesia,” jelas Ricky. Selain itu, acara ini menjadi satu upaya memelihara dan melestarikan sejarah yang sangat luhur, serta meningkatkan daya tarik Candi Borobudur di mata wisatawan lokal dan mancanegara sebagai tempat ziarah keagamaan sekaligus warisan budaya dunia. I Made Andi Arsana, penasihat Keluarga Mahasiswa Hindu UGM Yogyakarta menambahkan, Candi Borobudur tidak hanya ekslusif bagi satu agama. Warisan budaya dunia ini memiliki nilai yang universal bagi seluruh umat manusia dan alam semesta. “Candi Borobudur menjadi magnet utama, yang mampu membawa kedamaian, memberi inspirasi bagi seluruh masyarakat yang mewakili beragam keilmuan,” ucapnya.
Sumber :
https://regional.kompas.com