Mitologi Kosmos dan Candi Borobudur
Legenda Jawa kuno menceritakan zaman kuno, ketika pulau Jawa masih mengambang tanpa tujuan di samudra kosmis, para dewa merasa kasihan atas kesengsaraan penduduk mereka dan memutuskan untuk menempatkan tempat di pulau itu sekali dan untuk selamanya. Dengan memalu lonjakan raksasa tepat di tengah pulau, mereka meletakkan tempatnya di dasar laut. Sampai hari ini, Tidar, atau Bukit Paku, membentuk legenda topografi pulau itu, namanya adalah pengingat akan mitos kuno ini.
Karena konsep kosmologi India diterima di kepulauan Indonesia, kepercayaan akan gunung kosmis bernama Meru atau Semeru di Jawa adalah sama. Puncak Gunung Meru tinggi dari pusat Jambudwipa, benua yang merupakan dunia kita. Puncak utamanya diyakini menjulang ke nirwana, menghubungkan dunia di mana orang hidup dengan alam para dewa.
Sejak awal, orang-orang India juga memberikan aura kesucian khusus untuk pertemuan sungai. Di Jawa kuno, keyakinan ini disatukan dengan kepercayaan tentang gunung kosmis. Hal ini membuat pertemuan sungai Progo dan Elo, dekat Bukit Tidar, dianggap sebagai tempat suci. Dengan demikian, tempat tersebut menjadi pilihan monumen Budha terbesar di Asia Tenggara, Candi Borobudur.
Borobudur adalah perpaduan brilian antara ide arsitektur, Budha, dan kosmologis. Ini adalah stupa yang digunakan untuk menghormati abu Sang Buddha. Stupa melambangkan pencapaian nirwana, atau absah absolut, akhir samsara, dan bebas dari kelahiran kembali yang ada di nirwana.
Pada saat yang sama, stupa melambangkan gunung kosmik Meru, yang terbit dari pusat dunia. Lereng yang berada di bawah pegunungan komsik ini dihuni oleh rumah berbagai dewa. Mereka diukir menjadi relief di galeri luar Borobudur.
Puncak gunung kosmik adalah tempat surgawi para dewa, di mana ada istana Indra, raja para dewa. Di atasnya, ada berbagai lapisan surga dari berbagai lingkungan keinginan, dari yang berwujud hingga tak berwujud.
Bisa dikatakan Borobudur bukan hanya mahakarya arsitektural. Lebih dari itu, ini mewakili simbol yang lebih dalam, ciri kepercayaan Buddhis, kecerdasan arsitektural dan gagasan mitologi kosmik.